Seiringbertambahnya usia, pemahaman penulis tentang hal ini bertambah. Dari pelajaran katekisasi anggota sidi jemaat yang diikuti, penulis mandapati bahwa Yesus Kristus bukan hanya sekedar Jagoan atau Pahlawan, tapi Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan dunia. Ia adalah Tuhan dan Juruselamat. Mengapa dan Kenapa Tuhan Allah Menjelma Menjadi Manusia Atau bisakah Tuhan menjelma menjadi manusia Beberapa alasan mengapa Tuhan allah menjelma menjadi manusia. 1. SEORANG PERAWAN MENGANDUNG Jika Maria berkata benar, maka bayinya tidak mempunyai ayah manusia. Ia menyatakan bahwa seorang malaikat telah menampakkan diri kepadanya dan memberitahu dia bahwa ia akan mengandung seorang putra dari Roh Allah, dan bahwa anak ini, yang harus dinamainya Yesus, akan menjadi Putra Allah. TB Luk 126-35 Jika Maria berbohong, maka malam kelahiran Yesus tidaklah kudus, dan satu-satunya yang diam adalah kebenaran. Tetapi, bagaimana kita bisa mengetahuinya? Bagaimana kita bisa menganggap serius suatu 2. SEORANG NABI PERJANJIAN LAMA MENUBUATKAN TENTANG PRIBADI ALLAH-MANUSIA Apa yang kita ketahui adalah bahwa dalam abad ke-7 Sebelum Masehi, nabi Yesaya menubuatkan tentang seorang Hamba Tuhan yang akan memerintah dunia pada hari-hari yang terakhir. Ia menggambarkan suatu hari di mana seluruh bumi akan berdamai dan segala bangsa akan mendaki ke Yerusalem untuk menyembah Allah TB Yes 2. Yesaya mengumumkan, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang Penasihat 3. PARA MALAIKAT MENGUMUMKAN KELAHIRAN TERSEBUT Di padang para gembala di luar Betlehem, sekelompok saksi menjadi jembatan antara Yesaya dan Maria. Menurut catatan Perjanjian Baru, TB Luk 28-14 para gembala Yahudi yang ketakutan dikunjungi oleh seorang malaikat yang mengumumkan kelahiran Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan Israel. Malaikat itu berkata, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan" TB Luk 210-12. Sebagaimana yang diberitakan oleh para gembala, langit dipenuhi dengan para malaikat Tuhan menjadi manusia, Allah menjadi manusia, Tuhan menjelma menjadi manusia, mengapa Tuhan menjadi manusia, kenapa allah jadi manusia, mengapa allah harus menjadi manusia, kenapa allah menciptakan manusia, kenapa allah menciptakan manusia berpasang pasangan, kenapa allah menciptakan manusia berbeda beda, kenapa allah menguji manusia, kenapa allah jadikan manusia, kenapa allah ciptakan manusia, mengapa allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, tujuan allah menciptakan manusia, kenapa allah menciptakan manusia berbeda beda, mengapa allah menciptakan manusia berbeda suku bangsa warna kulit dan bahasa, kenapa allah menciptakan manusia berpasang pasangan, mengapa allah menciptakan manusia lebih sempurna dari makhluk lainnya, mengapa allah menciptakan manusia dari debu dan tanah, mengapa allah menciptakan manusia pada hari terakhir 4. SUATU TANDA MUNCUL DI LANGIT Menurut Perjanjian Baru, sebuah cahaya di langit memberikan kredibilitas tambahan untuk Maria. Sekelompok orang Majus dari Timur mengikuti sebuah "tanda menyerupai bintang" ke Betlehem, kota Yahudi. Yang mereka temukan adalah seorang anak yang mereka percayai sebagai Mesias Yahudi yang telah lama dinantikan. Selama ratusan tahun, para nabi Perjanjian Lama telah membicarakan tentang "sebuah Bintang" dan "suatu Tongkat Kerajaan" yang akan muncul dari Israel. TB Bil 2417 Perjanjian Lama juga menubuatkan 5. Waktunya Tepat. Banyak orang percaya bahwa orang Majus yang menyembah Yesus setelah kelahiran-Nya datang dari daerah Babilonia. Jika demikian, mereka mungkin saja memiliki akses kepada nubuatan seorang nabi Yahudi bernama Daniel. Selama masa pembuangan di Babilonia 400 tahun sebelumnya, Daniel menerima suatu visi yang memungkinkan perhitungan kedatangan Mesias Yahudi. Menurut visi Daniel, dari perintah untuk membangun kembali bait suci 458 atau 444 Sebelum Masehi, 69 kali "tujuh" masa akan diikuti oleh kedatangan dan kematian Sang Mesias. TB Dan 713-14; 924-27 Sebagian orang percaya bahwa nubuatan ini meperkirakan jumlah hari yang tepat sampai masuknya Yesus ke Yerusalem. Untuk keterangan lebih lanjut, lihat terbitan RBC berjudul "The Daniel Papers," Q1207 6. YESUS MENGKLAIM DIRI-NYA SETARA DENGAN ALLAH Sebagian orang menganggap bahwa Yesus tidak pernah mengklaim bagi diri-Nya seperti apa yang dinyatakan oleh para pengikut-Nya. Namun kegemparan yang meliputi kehidupan-Nya dapat dijelaskan dengan sangat baik oleh pernyataan berulang-Nya tentang kesatuan-Nya dengan Allah. Yohanes, salah satu penulis Injil, mengutip perkataan Yesus, " … sebelum Abraham jadi, AKU ADA" /TB Yoh 858. Dalam /TB Kel 314, nama AKU ADA dipakai Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada Musa. Yohanes juga mengutip Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah Satu" /TB Yoh 1030 dan "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia" /TB Yoh 147. 7. SAHABAT-SAHABAT-NYA MENYEMBAH DIA Ketika Tomas, salah satu murid Yesus, melihat Kristus yang bangkit, ia menyerukan, "Ya Tuhanku dan Allahku." /TB Yoh 2028 Bertahun-tahun kemudian, teman dekat dan pengikut Yesus, Yohanes, menuliskan, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan … . Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." /TB Yoh 11-3, 14 Sahabat lainnya, Petrus, dalam salah satu suratnya kepada gereja mula-mula, menyebut para pembacanya sebagai "mereka yang bersama-sama dengan kami 8. MUSUH-MUSUH YESUS MENUDUH DIA MENGHUJAT ALLAH Sebagian orang menganggap bahwa Yesus tidak pernah mengklaim bagi diri-Nya seperti apa yang dinyatakan oleh para pengikut-Nya. Namun kegemparan yang meliputi kehidupan-Nya dapat dijelaskan dengan sangat baik oleh pernyataan berulang-Nya tentang kesatuan-Nya dengan Allah. Yohanes, salah satu penulis Injil, mengutip perkataan Yesus, " … sebelum Abraham jadi, AKU ADA" /TB Yoh 858. Dalam /TB Kel 314, nama AKU ADA dipakai Allah untuk memperkenalkan diri-Nya kepada Musa. Yohanes juga mengutip Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah Satu" /TB Yoh 1030 dan "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu 9. MUJIZAT-MUJIZAT-NYA MENDUKUNG PERNYATAAN-PERNYATAAN-NYA Ketika Tomas, salah satu murid Yesus, melihat Kristus yang bangkit, ia menyerukan, "Ya Tuhanku dan Allahku." /TB Yoh 2028 Bertahun-tahun kemudian, teman dekat dan pengikut Yesus, Yohanes, menuliskan, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan … . Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh 10. KEPERGIAN-NYA LEBIH BESAR/AGUNG DARIPADA KEDATANGAN-NYA Sahabat-sahabat Yesus bisa saja ingin mempercayai bahwa Ia lebih dari seorang manusia, tetapi musuh-musuhnya tidak. Pemimpin-pemimpin agama Israel dipermalukan bila berpikir bahwa orang yang sama yang telah menuduh mereka sebagai orang munafik, para pemimpin buta yang menuntun orang buta, juga akan menyatakan bahwa Ia mengampuni dosa, berbicara tentang Allah sebagai Bapa-Nya, dan bahkan berkata bahwa Ia adalah satu dengan Allah. Dalam lebih dari satu kesempatan, para pemimpin Israel mengambil batu untuk membunuh Yesus sambil berkata, "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." /TB Yoh 1033 ANDA TIDAK SENDIRIAN bila Anda memiliki perasaan yang bercampur ketika Anda memikirkan tentang bukti yang mengelilingi kehidupan Yesus. Anda mungkin merasa terdorong untuk percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah, tetapi Anda tidak yakin akan hubungan Anda dengan Dia. Jika memang demikian, yakinlah akan hal ini Jika Anda menerima Dia, Ia akan menerima Anda. Jika Anda mau menerima tawaran-Nya akan pengampunan, kehidupan kekal, dan adopsi/penerimaan ke dalam keluarga Allah, Ia akan menjadi Tuhan menjadi manusia, Allah menjadi manusia, Tuhan menjelma menjadi manusia, mengapa Tuhan menjadi manusia, kenapa allah jadi manusia, mengapa allah harus menjadi manusia, kenapa allah menciptakan manusia, kenapa allah menciptakan manusia berpasang pasangan, kenapa allah menciptakan manusia berbeda beda, kenapa allah menguji manusia, kenapa allah jadikan manusia, kenapa allah ciptakan manusia, mengapa allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, tujuan allah menciptakan manusia, kenapa allah menciptakan manusia berbeda beda, mengapa allah menciptakan manusia berbeda suku bangsa warna kulit dan bahasa, kenapa allah menciptakan manusia berpasang pasangan, mengapa allah menciptakan manusia lebih sempurna dari makhluk lainnya, mengapa allah menciptakan manusia dari debu dan tanah, mengapa allah menciptakan manusia pada hari terakhir
Աвዱሲուκ ዡиհеጊօхТሮሦዖ եνужո
Кፗп ዣሙηиջθИσሆх з ለ
ԵՒξиሳуйочеյ υጋе ζԸձιբапуψθሬ ሎтሜхեժι з
ዡ ጡщепοвуЖոвሏሆխβоч ма
Բомαջу νաфезባпод оТвեли ктխրըснум
ጱзեпեցև πυξуԽлሊጶи ቆкеዷурс
Beberapaalasan mengapa Tuhan allah menjelma menjadi manusia. 1. SEORANG PERAWAN MENGANDUNG Jika Maria berkata benar, maka bayinya tidak mempunyai ayah manusia. Ia menyatakan bahwa seorang malaikat telah menampakkan diri kepadanya dan memberitahu dia bahwa ia akan mengandung seorang putra dari Roh Allah, dan bahwa anak ini, yang harus

JAKARTA – Dalam beberapa profesi tertentu yang dijalani, sebagian manusia boleh dikatakan memiliki karisma dan kewibawaan. Namun seberapa tinggi dan besarnya kewibawaan tersebut, manusia lain yang melihatnya dilarang untuk mengkultuskan apalagi mensejajarkan manusia dengan malaikat. KH Ali Mustafa Yakub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan, dalam profesi tertentu seperti guru, Islam memang menganjurkan seorang murid untuk memberikan penghormatan kepada guru-gurunya. Walau demikian, Islam melarang umatnya untuk berlebih-lebihan dalam melakukan penghormatan. Apalagi hingga terjadi taqdis pengkultusan dan mensejajarkan manusia dengan malaikat. Kiai Ali menjelaskan bahwa malaikat memang merupakan makhluk Allah SWT yang mampu menjelma menjadi manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Maryam ayat 17 فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا “Fatakhadzat min dunihim hijaaban fa-arsalna ilaiha ruhana fatamatsala laha basyaran sawiyyan.” Yang artinya, “Maka dia Maryam membuat tabir yang melindunginya dari mereka; lalu Kami Allah mengutus Ruh Kami malaikat Jibril kepadanya, maka dia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.” Dalam hadits juga banyak ditemukan keterangan penjelmaan malaikat menjadi manusia. Seperti hadits riwayat Sayyidina Umar bin Khattab yang mengisahkan seorang laki-laki yang mendatangi Nabi Muhammad SAW, menyandarkan lututnya ke lutut beliau, dan meletakkan tangannya di paha beliau, seraya menanyakan hakikat Islam, iman, dan ihsan. Dia juga menanyakan hakikat tanda kehadirannya. Setelah itu dia bergegas meninggalkan beliau. Kemudian, Rasulullah SAW bertanya kepada Sayyidina Umar, “Ya Umar, a-tadri mani-ssa-il?”. Yang artinya, “Wahai Umar, tahukah kamu siapa yang baru saja bertanya?”. Sayyidina Umar pun menjawab, “Allahu wa Rasuluhu a’lamu,”. Yang artinya, “Hanya Allah dan rasul-Nya yang mengetahui,”. Kemudian Nabi bersabda فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ “Fa-innahu Jibrilu atakum yu’allimukum dinakum.” Yang artinya, “Dia Jibril. Ia mendatangi kalian untuk mengajari agama kalian,”. Kiai Ali menjelaskan bahwa yang perlu digarisbawahi dari hadits ini adalah ternyata para sahabat tidak mengetahui perihal lelaki yang mendatangi Nabi Muhammad SAW adalah malaikat Jibril. Mereka baru mengetahuinya setelah Nabi Muhammad SAW memberitahukan hal tersebut. Sehingga untuk kasus-kasus tertentu apabila terdapat manusia di zaman sekarang mengaku dapat melihat jelmaan malaikat dalam sosok tubuh manusia, maka dari mana dia dapat melihatnya? Sebab para sahabat pun tidak dapat melihat penjelmaan malaikat dalam sosok manusia sebagaimana yang dikisahkan dalam hadits tersebut. Dijelaskan pula bahwa memang pada zaman Nabi Muhammad SAW dan zaman nabi-nabi sebelumnya, malaikat sering turun menjumpai manusia. Misalnya Jibril yang secara rutin bertemu para nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu. Bahkan malaikat Jibril juga mendatangi orang-orang mulia yang bukan nabi dan rasul, seperti Maryam putri Imran. Namun sekarang, wahyu sudah terputus karena Nabi Muhammad SAW telah wafat dan tidak ada lagi Nabi sesudahnya. Adapun teks-teks agama, baik Alquran maupun hadits yang menerangkan turunnya malaikat ke bumi bukan untuk menyampaikan wahyu. Seperti saat lailatul qadar, saat mencabut nyawa, saat menghantarkan ketenangan dan rahmat bagi mereka yang ada di majelis dzikir, semuanya tidak menjelaskan malaikat turun dengan menjelma sebagai manusia, apalagi berinteraksi dengan manusia. Sehingga, kata Kiai, harus diyakini bahwa apabila terdapat orang yang mengaku melihat malaikat pada zaman sekarang, sesungguhnya dia adalah pembohong. Dan orang yang mengaku dirinya sebagai malaikat pula, dia juga adalah pembohong. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

Kalaudulu zaman jahiliyah dimana orang tidak mampu menemukan tuhannya, sehingga yang disembah adalah patung, akan tetapi akan datang suatu zaman setelah itu sejarah akan berulang, manusia sudah tidak mengenal manusia sudah tidak mampu mengenal tuhannya sehingga yang disembah bukan Allah akan tetapi yang disembah adalah selain Allah.
Pertanyaan “mengapa Allah menjadi manusia” yang terdapat dalam judul tersebut sebenarnya pernah diajukan oleh seorang Uskup Agung Cantebury yaitu Anselmus. Dalam hal ini Anselmus pernah menulis buku dengan judul “Cur Deus Homo” yang diterjemahkan menjadi “Mengapa Allah menjadi manusia”. Dalam pemikiran Anselmus, alasan mengapa Allah mau menjadi manusia karena Allah tidak dapat menutup realita dari kuasa dosa yang menguasai kehidupan manusia. Realita kuasa dosa dalam kehidupan manusia sangatlah melukai hatiNya. Dosa manusia telah melawan kekudusanNya. Padahal kekudusan Allah adalah seperti api yang menghanguskan Ibr. 1229. Itu sebabnya setiap dosa yang diperbuat oleh umat manusia seharusnya dibinasakan. Tetapi pada sisi lain, siapakah di antara umat manusia yang mampu hidup benar, kudus dan berkenan kepadaNya? Bukankah semua manusia telah berdosa dan tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah Rom. 39-10? Berarti semua manusia telah berada di bawah hukuman dan murka Allah, sehingga tidak ada seorang pun yang mampu selamat. Apabila Allah memperhitungkan “prestasi rohani” manusia berupa perbuatan baik dan amal ibadah mereka, maka tidak ada seorang pun yang berhasil dan mampu menyelamatkan dirinya dari hukuman-Nya. Padahal pada sisi lain, Allah sangat mengasihi umat manusia. Hakikat Allah adalah kasih 1 Yoh. 48. Itu sebabnya Allah ingin mengampuni manusia. Untuk mewujudkan pengampunanNya tersebut Allah memutuskan untuk menjadi seorang manusia dengan tujuan agar Dia dapat menjadi korban yang mendamaikan. Allah bersedia untuk mengorbankan diri-Nya. Karena dosa berasal dari kehidupan umat manusia, maka pengorbanan yang dilakukan oleh Allah tersebut harus terjadi dalam sejarah kehidupan manusia, yaitu melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Sehingga melalui pengorbanan Kristus, Allah dapat menebus dan mengadakan pendamaian atas dosa umat manusia. Itu sebabnya di 2 Kor. 519 Rasul Paulus berkata “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka”. Apabila kita melihat pemikiran Anselmus yang mengajukan pertanyaan hakiki, yaitu “Mengapa Allah menjadi manusia?” maka kita dapat melihat dasar argumentasi yang utama dari Anselmus pada korban pendamaian yang telah dilakukan oleh Allah melalui karya penyaliban Kristus. Sebab melalui peristiwa salib, kematian Kristus dipakai dan ditentukan oleh Allah untuk menjadi korban yang mendamaikan. Pemahaman korban pendamaian dalam hukum Taurat disebut sebagai “syelamim”. Istilah “syelamim” berasal dari kata “syalom” yang berarti damai atau kesejahteraan. Selain itu istilah “syelamim” berasal pula dari kata “syilem” yang berarti melunasi hutang atau membawa nazar. Sehingga umat yang berdosa dianggap seperti seorang yang sedang berhutang kepada Allah. Itu sebabnya mereka harus membayar hutang mereka dengan korban “syelamim”, sehingga kemudian dapat terjadi karya pendamaian. Jadi melalui korban pendamaian syelamim dimaksudkan untuk memelihara dan memperbaiki hubungan antara umat yang berdosa dengan Allah, sehingga terwujudlah suatu keadaan damai-sejahtera dan selamat syalom. Namun dalam perkembangan teologia di kemudian hari makin disadari, bahwa korban pendamaian dengan Allah tidaklah mungkin digunakan hewan korban sebagaimana yang telah dilakukan umat Israel selama ini. Sebab bagaimana mungkin hewan korban dapat mendamaikan manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus? Karena itu di Yes. 53 muncul gema nubuat tentang seorang hamba Tuhan yang hidup benar tetapi Dia menderita. Hamba Tuhan Ebed Yahweh tersebut ditentukan oleh Allah untuk menanggung kesalahan dan dosa umat manusia. Yes. 535-6 berkata “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”. Gambaran yang eskatologis tentang “Ebed Yahweh” di Yes. 53 tersebut dihayati oleh umat Kristen begitu sesuai dan tepat dengan seluruh kehidupan Kristus. Sehingga dengan penuh keyakinan dan iman, para rasul dan gereja perdana menyaksikan Kristus yang telah menderita dan wafat di atas kayu salib sesungguhnya adalah Messias yang telah ditentukan oleh Allah untuk menjadi korban pendamaian syelamim dengan umat manusia. Itu sebabnya dalam terjemahan “Hebrew Names Version” tahun 2000, 2Kor. 519 dinyatakan dengan “namely, that God was in Messiah reconciling the world to himself, not reckoning to them their trespasses, and having committed to us the word of reconciliation”. Pendamaian Allah dengan dunia ini dilakukan melalui Kristus yang adalah Messias, yang mana karya pendamaian Allah tersebut tidak memperhitungkan segala pelanggaran dan dosa manusia. Secara Alkitabiah sebenarnya kurang tepat menyatakan “Allah menjadi manusia”. Lebih tepat dalam penyataan Kristus, Allah melalui FirmanNya berkenan menjadi manusia. Itu sebabnya Yoh. 114 mengungkapkan “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Dalam pemikiran Alkitab disadari bahwa Firman Allah yang menjelma menjadi Kristus pada hakikatnya adalah Allah Yoh. 11. Tetapi pada sisi lain, Firman Allah tersebut berbeda dengan Allah. Allah dan Firman Allah memiliki keunikan-Nya sendiri. Sehingga berulangkali dalam Perjanjian Lama dinyatakan bahwa “Firman Tuhan” dabar Yahweh datang kepada nabi-nabi misalnya kepada nabi Yeremia Yer. 14, Hosea Hos. 11, Yunus Yun. 11, Mikha Mikh. 11, Zefanya Zef. 11. Dalam pemahaman teologis ini Firman Tuhan tetap dihayati sebagai pribadi Ilahi yang sehakikat dengan Allah. Sehingga alam semesta dapat terjadi karena diciptakan oleh Firman Allah Yoh. 13, Ibr. 113. Karena Kristus adalah inkarnasi dari Firman Allah yang menciptakan alam semesta dan manusia, tetapi manusia memberi respon untuk menolakNya, maka di Injil Yohanes menyaksikan, yaitu “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” Yoh. 110-11. Dengan demikian, teologi Kristen tetap mengakui bahwa terdapat kesatuan yang hakiki antara Allah dan Firman-Nya, serentak pula terdapat perbedaan di antara Allah dan Firman-Nya; sehingga dalam Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel menyatakan relasi yang unik, intim dan tiada taranya antara Allah dengan Kristus, yaitu “diperanakkan, bukan dibuat, sehakikat dengan sang Bapa, yang dengan perantaraan-Nya, segala sesuatu dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita”. Teologi inkarnasi Firman Allah yang menjelma menjadi Kristus pada hakikatnya untuk mengaruniakan anugerah keselamatan Allah agar tercipta keselamatan yang total dan menyeluruh kepada umat manusia. Melalui inkarnasiNya, Allah di dalam Kristus berkenan memberikan diriNya agar manusia memperoleh hak waris kerajaan Allah. Jadi alasan utama mengapa Allah di dalam Kristus menjelma manusia adalah agar sejarah kehidupan manusia yang semula berada dalam belenggu kuasa kegelapan dapat menjadi medan dari karya keselamatan Allah, sehingga manusia yang percaya kepada Kristus akan dikaruniai jabatan sebagai “anak-anak Allah” Yoh. 112. Sehingga di dalam diri Kristus, sejarah kehidupan manusia dan realita kerajaan Allah dapat bertemu menjadi satu kenyataan hidup umat manusia. Apabila selama ini umat manusia gagal memperoleh keselamatan dan menjadi anak-anak Allah karena keterlibatan Firman Allah lebih banyak sebatas sebagai “wahyu Allah” yang memberi ilham tentang kehendak Allah dan hukum-hukumNya kepada umat manusia. Firman Tuhan yang tercakup dalam hukum Taurat sangatlah rohani, tetapi manusia dalam kodratnya sangatlah lemah dan berdosa Rom. 714; sehingga tidak ada seorang pun yang mampu memperoleh keselamatan dengan usaha, kekuatan, amal-ibadah atau prestasi rohaninya sendiri untuk melakukan firman Tuhan tersebut. Itu sebabnya apa yang tidak mampu dilakukan oleh manusia, itulah yang mampu dilakukan oleh Kristus bagi Allah. Di dalam kehidupan Kristus, Allah tidak hanya sekedar “berfirman dan memberi wahyu-Nya”; tetapi di dalam Kristus, Allah secara total dan personal hadir dalam realitas sejarah kehidupan umat manusia. Sehingga dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Tuhan Yesus dapat merasakan dan mengalami seluruh kelemahan-kelemahan manusiawi kita, tetapi hidupNya tetap kudus dan tanpa dosa lihat Ibr. 415. Konsekuensinya, hanya Kristus yang dapat menjadi satu-satunya pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang Ibr. 59. Sebab melalui Kristus, Allah berkenan melimpahkan kasih karuniaNya. Ibr. 416 berkata “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih-karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”. Alasan mengapa “Allah menjadi manusia” dari sudut yang relasional yaitu bahwa di dalam Kristus, Allah yang Mahatinggi secara hakiki berkenan menjadi sahabat bagi umat manusia. Sebab dalam keberdosaan dan kefanaannya, umat manusia berada dalam situasi yang terasing dan terbuang. Manusia tidak hanya terasing dari sesama dan orang-orang di sekitarnya, tetapi dia juga terasing dengan dirinya sendiri dan terasing dengan Allah. Sehingga dengan keterasingan tersebut kehidupan manusia senantiasa ditandai oleh “keretakan-keretakan” spiritual yang membuat dia sering kehilangan makna dan tujuan hidupnya. Melalui Kristus, Allah menempatkan diriNya sama dan setara dengan umat manusia. Bahkan lebih dari pada itu, di dalam penderitaan dan kematian Kristus, Allah berkenan mengosongkan diriNya untuk menjadi seorang hamba yang menderita dan mengalami perlakuan yang sewenang-wenang, kejam dan tidak adil. Tujuannya agar di dalam Kristus, Allah dapat merasakan pula seluruh penderitaan setiap orang yang tidak berdaya. Sehingga di dalam Kristus, Allah yang jauh menjadi Allah yang sangat dekat. Dia hadir dalam realitas hidup manusia. Sangatlah tepat rasul Paulus berkata tentang Kristus, yaitu “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh” sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai-sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan” Ef. 213-14. Melalui Kristus, realita eksistensial berupa “keretakan-keretakan spiritual” yang memisahkan manusia dengan dirinya, sesama dan Allah dapat direkatkan menjadi suatu hubungan yang harmonis, yaitu damai-sejahtera Allah. Umat manusia tidak lagi berada di bawah kuasa dosa. Kita tidak lagi hidup sebagai seorang hamba, tetapi kita disebut oleh Kristus sebagai “sahabat-sahabat-Nya”. Di Yoh. 1515, Tuhan Yesus berkata “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu”. Selama ini sejarah dan kehidupan manusia ditempatkan sebagai sesuatu yang serba duniawi, sedang realitas yang berkenaan Allah seperti agama dan ibadah sebagai sesuatu yang rohaniah. Filsafat Neo-Platonisme dalam kurun waktu yang sangat panjang telah berhasil membangun suatu paradigma dan pola hidup yang serba dualistis, yaitu antara dunia materi dan dunia roh. Pekerjaan, profesi atau karier merupakan bentuk dari materi yang duniawi. Sedang segala hal yang berkaitan dengan ibadah dan keagamaan dianggap sebagai serba rohaniah. Itu sebabnya teologia yang dipengaruhi oleh neo-Platonisme mendorong agar umat meninggalkan pekerjaan “duniawinya” dan beralih menjadi seorang “hamba Tuhan”. Padahal Allah yang menjadi manusia di dalam Kristus, justru bertujuan untuk menguduskan seluruh dunia “materi”, sehingga di dalam Kristus tidak ada lagi paradigma atau pola hidup yang serba dualistis. Selama 30 tahun Kristus berprofesi sebagai “anak tukang kayu”. Maknanya adalah bahwa pekerjaan tukang kayu yang pada zaman itu dianggap kurang terhormat dan kurang suci; justru kini di dalam terang Kristus semua pekerjaan yang dianggap “duniawi” tersebut menjadi suatu pekerjaan yang setara dan sama sucinya dengan pekerjaan seorang Imam atau Ahli Taurat. Dalam hal ini Martin Luther dengan teologi “Imamat Am Orang Percaya” menegaskan bahwa jabatan seorang Imam atau pastor dan pendeta tidak lebih mulia dari pada jabatan atau profesi seorang “awam”. Semua orang dalam setiap jabatan atau profesinya adalah seorang Imam. Dengan demikian, melalui inkarnasi Kristus, Allah telah menguduskan semua aspek kehidupan dalam sejarah umat manusia. Semua hal dan setiap bidang kehidupan manusia adalah kudus. Karena itu manusia dipanggil oleh Allah dengan anugerah-Nya untuk hidup kudus. Di 1Petr. 115-16, firman Tuhan berkata “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis Kuduslah kamu, sebab Aku kudus”. Sehingga di dalam Kristus, umat percaya dipanggil untuk mampu menghargai setiap bidang kehidupan, mampu mengelolanya dengan penuh rasa tanggungjawab kepada Tuhan dan sesamanya; serta memperlakukan semua aspek kehidupan ini secara kudus. Dengan demikian, makin menjadi jelas bahwa alasan Allah menjadi manusia bukanlah sekedar untuk suatu kisah petualangan adventure teologis yang romantis dalam sejarah hidup manusia. Allah berkenan menjadi manusia juga bukan karena Dia ingin sekedar solider dengan penderitaan dan permasalahan manusia. Tetapi dalam inkarnasi-Nya melalui Kristus, Allah memberi kepenuhan kasih karunia-Nya kepada umat yang percaya sehingga terciptalah suatu syalom, yaitu damai-sejahtera dan keselamatan yang menyeluruh dalam kehidupan manusia. Allah berkenan menjadi manusia pada hakikatnya bertujuan untuk mengaruniakan keselamatan, yang tidak mungkin mampu dilakukan dengan upaya dan usaha manusia. Sehingga seandainya Allah tidak pernah menjadi manusia dalam inkarnasi Kristus, maka seluruh umat manusia dengan agama dan kepercayaan serta semua prestasi rohaninya tetap berada di bawah hukuman dan murka Allah.
Yesus adalh Allah yang “menjelma” menjadi manusia untuk memberitahukan dan mengajarkan tentang kasih Allah. Simak cerita perumpamaan berikut ini: ada seseorang yang memiliki seekor anjingnya terkena suatu penyakit.ternyata obat dari penyakit itu adalah sebuah obat yang rasanya sangatlah pahit.Seekor anjing tentu tak akan mau bila
Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK Apakah sebenarnya Natal itu? Natal adalah hari kelahiran Kristus. Siapakah Kristus? Dia adalah Allah. Allah kok dilahirkan? Tidak! Yang dilahirkan adalah Ia yang menjelma menjadi manusia. Jadi Natal adalah peristiwa di mana Allah menjelma berinkarnasi menjadi manusia. Itulah yang dikatakan Kitab Suci. gadget, bisnis, otomotif Yohanes 114 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, …” Roma 95 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin! 1 Timotius 316 “…"Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia,…”. Pertanyaan bagi kita adalah mengapa Allah mau atau harus menjadi manusia di dalam Natal? Kitab Suci berkata bahwa semua manusia adalah orang berdosa. Roma 323 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” Dan Allah itu Allah yang adil sehingga Ia tidak akan membebaskan orang berdosa dari hukuman. Nah 13 - TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah….”. Dosa lalu mengikat manusia sehingga manusia tidak bisa melepaskan diri dari dosa. Karena Allah itu adil maka semua manusia harus dihukum oleh Allah dan hukuman Allah bagi dosa manusia adalah kebinasaan kekal dalam neraka. Wahyu 218 Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." Tentang neraka ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Pertama, Neraka itu merupakan suatu tempat yang nyata dan betul-betul ada. Ada banyak orang yang tidak percaya adanya neraka. Kalau mereka tidak percaya adanya neraka, saya justru yakin bahwa mereka akan masuk ke neraka. Pada saat itu mereka akan percaya akan adanya neraka, tetapi sudah terlambat! Kedua, Neraka adalah tempat di mana orang terpisah dari Allah selama-lamanya, tanpa bisa dipulihkan kembali. 2 Tesalonika 19 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya” Padahal bersama Tuhan adalah sumber segala kebahagiaan sebagaimana kata Mazmur 1611 - “... di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa”. Ketiga, Neraka adalah tempat penyiksaan / penderitaan yang luar biasa hebatnya. Bahwa neraka adalah tempat yang demikian ditunjukkan lewat sejumlah ayat Kitab Suci perhatikan bagian yang saya tebalkan Matius 2546 - Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Matius 1342 - Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Matius 2541 - Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Markus 947-48 – 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Matius 2213 - Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Keempat, Penderitaan dalam neraka bersifat selama-lamanya. Wahyu 1411 - Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa,…." Jadi di dalam neraka tidak ada istrahat, tidak ada pengurangan rasa sakit dan juga tidak ada harapan untuk keluar dari sana. Kalau saudara masuk ke sana, saudara akan selama-lamanya ada di sana. Jonathan Edwards dalam khotbahnya yang terkenal Sinners in the Hands of an Angry God’ berkata tentang orang yang masuk ke dalam neraka sebagai berikut “Ini adalah murka yang kekal. Adalah sesuatu yang menakutkan / mengerikan untuk menderita kehebatan dan murka Allah yang mahakuasa ini untuk satu saat saja; tetapi kamu harus menderitanya sampai kekal... kamu akan benar-benar putus asa untuk bisa mendapatkan pembebasan, akhir, pengurangan / peringanan hukuman, istirahat. Kamu pasti akan tahu bahwa kamu akan menjalani zaman-zaman yang panjang, berjuta-juta zaman, dalam pergumulan dan pertentangan dengan pembalasan hebat tanpa belas kasihan ini; dan bila kamu telah menjalaninya, bila begitu banyak zaman telah kamu lalui dengan cara ini, maka kamu akan tahu bahwa semua itu hanyalah satu titik dibandingkan dengan waktu yang tersisa. Dengan demikian hukumanmu itu betul-betul tidak terbatas”. Jadi kita semua yang berdosa seharusnya masuk ke dalam neraka ini, tanpa terkecuali, tidak peduli apa pun yang kita lakukan, berapa banyak pun perbuatan baik kita. Dosa tetap dosa yang harus dihukum oleh Allah yang Maha adil dan Maha suci. Tetapi Allah bukan hanya Allah yang adil dan suci, Dia juga Allah yang kasih. Karena Dia kasih, maka Dia tidak mau manusia mengalami penderitaan seperti ini selama-lamanya di neraka. Kasih-Nya membuat Ia mau membebaskan manusia dari hukuman dosa. Tetapi kalau manusia dibebaskan dari hukuman, berarti Allah menjadi Allah yang tidak adil lagi karena tidak menghukum dosa, dan Allah tidak mungkin melakukan ini. Di sini terdapat ketegangan dan kontradiksi’ antara keadilan dan kasih Allah. Bagaimana supaya Allah tetap adil dan kasih? Bagaimana supaya Allah tetap menghukum dosa dan pada saat yang sama manusia dibebaskan dari hukuman dosa? Jalan keluarnya adalah harus ada seorang pengganti yang siap menggantikan posisi manusia untuk menerima hukuman Allah supaya Allah tetap menghukum dan manusia tidak jadi dihukum. Pengganti itu haruslah memenuhi 2 persyaratan 1 Ia harus manusia. Karena manusialah yang berbuat dosa. Bukan binatang, bukan juga malaikat yang berbuat dosa melainkan manusia. 2 Ia harus tidak berdosa. Jika ia mempunyai dosa 1 saja, ia tidak layak menjadi pengganti. Ia sama seperti semua manusia lainnya yang membutuhkan pengganti. Lalu, di manakah mendapatkan seseorang yang memenuhi 2 persyaratan ini? Di dunia ini ada banyak manusia tetapi semuanya berdosa. Berarti syarat pertama dipenuhi tetapi syarat kedua tidak dipenuhi. Kalau begitu coba dicari di surga. Ada Allah di sana yang tidak berdosa, tetapi Ia bukan manusia. Berarti syarat kedua dipenuhi tetapi syarat pertama tidak dipenuhi. Jadi bagaimana? Semua manusia berdosa. Allah tidak berdosa tetapi Ia bukan manusia. Satu-satunya cara adalah Allah harus menjadi manusia. Karena Dia adalah Allah maka Dia tidak berdosa, dan karena Dia menjadi manusia maka sekarang ada manusia yang tak berdosa. Itulah manusia Yesus Kristus, manusia tidak berdosa itu. Ia datang ke dalam dunia untuk menjadi pengganti bagi kita dalam menerima semua murka / hukuman Allah atas dosa sehingga kita yang berdosa tidak jadi masuk neraka. gadget, bisnis, otomotif Inilah alasan mengapa Allah menjadi manusia. Inilah tujuan Yesus datang ke dalam dunia supaya Ia menjadi pengganti manusia berdosa dalam menerima hukuman Allah. Dan karena itu maka Ia menjadi Juru selamat dunia. Itulah sebabnya pada Natal yang pertama, gembala-gembala menerima berita sebagaimana dicatat dalam Lukas 210-11 – 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa 11 Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Demikian juga kata-kata yang disampaikan malaikat kepada Yusuf “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Matius 121. Yesus ini pada akhirnya menerima seluruh murka Allah atas dosa seluruh umat manusia dengan kesengsaraan dan kematian-Nya di atas kayu salib, tetapi dengan itu Ia justru menjadi penyelamat dan penebus dosa manusia. Sekarang yang dituntut dari setiap orang adalah iman dan kepercayaan kepada Dia. Barang siapa percaya kepada Yesus, Yesus menjadi Juru selamatnya dan seluruh dosanya sudah dipikul Kristus dan karena itu maka orang seperti ini tidak akan pernah masuk ke dalam neraka melainkan akan menikmati hidup kekal di surga. Tetapi barang siapa yang tidak mau percaya/menolak Dia, Ia tidak menjadi Juru selamat atas mereka, Ia tidak membayar dosa-dosa mereka, merekalah yang harus membayar setiap dosanya hingga sen yang terakhir dengan terlempar ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Yohanes 316 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sudahkah saudara percaya kepada Yesus Kristus? Sudahkah saudara mempunyai Sang Juru selamat itu di dalam hati saudara? Jika belum, Natal sama sekali tidak mempunyai arti bagi saudara. Jangan lewatkan Natal tahun ini tanpa Kristus menjadi Juru selamatmu. ALASAN ALLAH HARUS MENJADI MANUSIA YOHANES 114;1TIMOTIUS 316. Selamat Hari Natal!

Allahmenjelma menjadi manusia di dalam Yesus untuk menebus manusia berdosa Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat menjadikan manusia kembali menjadi makhluk

Pertanyaan Apakah benar bahwa anak-anak diberikan kemampuan untuk melihat malaikat ? Teks Jawaban Alhamdulillah. Allah –subhanahu wa ta’ala- telah menciptakan manusia dari tanah, dan menciptakan jin dari api, dan malaikat dari cahaya, dan telah ditetapkan melalui nash yang qath’i dalil yang baku bahwa tidak mungkin manusia mampu melihat jin, kecuali mereka berubah wujud dengan wujud yang lain, seperti; manusia, hewan. Malaikat pun pada dasarnya sesuai dengan penciptaannya tidak bisa dilihat oleh kebanyakan manusia, kecuali jika mereka berubah wujud kepada wujud manusia. Dan dalam jawaban soal nomor 70364 sudah sangat terperinci bahwa mustahil bagi manusia secara umum mampu melihat malaikat pada wujud aslinya, hal itu tidak pernah terjadi pada umat ini kecuali pada diri Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-. Adapun berubah wujudnya malaikat kepada wujud manusia telah ditetapkan oleh al Qur’an dan Sunnah yang shahih, jika malaikat berwujud manusia maka semua orang baik laki-laki ataupun perempuan, tua maupun muda memungkinkan untuk melihatnya. Namun, seseorang juga tidak bisa mengklaim bahwa sosok yang dilihatnya pada wujud manusia itu adalah malaikat; karena penetapan sosok tersebut malaikat atau bukan adalah melalui wahyu dari Allah –subhanahu wa ta’ala-. Pertanyaannya, bagaimana itu bisa terjadi setelah Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- wafat !?. Pada masa lalu, malaikat pernah berwujud manusia mendatangi Nabi Ibrohim dan Nabi Luth –alaihimas salam-, kedua Nabi tersebut tidak mengenali siapa sosok manusia tersebut sebenarnya kecuali setelah diberitahu bahwa keduanya adalah malaikat, bagaimana dengan kebanyakan manusia yang lain, mereka pasti lebih tidak mengetahui… Beberapa dalil tentang berubahnya wujud malaikat, dan memungkinkan untuk dilihat 1. قال تعالى وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا . فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا . قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا . قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا مريم/16-19 . “Dan ceritakanlah kisah Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. Maryam berkata "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Ia Jibril berkata "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". QS. Maryam 16-19 2. وقال تعالى هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ . إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ . فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ . فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ الذاريات/24-28 . “Sudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan "Salaaman", Ibrahim menjawab "Salaamun" kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar, lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata "Silakan kamu makan". Tetapi mereka tidak mau makan, karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang alim Ishaq”. QS. Adz Dzariyat 24-28 3. وقال تعالى وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ هود/77 . “Dan tatkala datang utusan-utusan Kami para malaikat itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata "Ini adalah hari yang amat sulit." QS. Huud 77 4. عن عُمَر بْن الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ ... قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ، ثُمَّ قَالَ لِي يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ ؟ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ .رواه البخاري 8 . “Dari Umar bin Khatab –radhiyallahu anhu- berkata “Ketika kami pada suatu hari bersama Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-, tiba-tiba seseorang datang menghampiri kami, dengan pakaian putih bersih, sangat hitam rambutnya, tidak ada tanda-tanda dari perjalanan jauh, kami semua tidak menganalinya, seraya mendekat kepada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- lau duduk dengan merapatkan kedua lututnya kepada kedua lutut Rasulullah, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Rasulullah dan berkata “Wahai Muhammad, kabarkan kepadaku apa itu Islam ?....... lalu pergi. Saya masih bersama Rasulullah beberapa saat, seraya Rasulullah bertanya “Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa yang tadi bertanya?, saya menjawab “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda “Dia adalah Jibril mendatangi kalian untuk mengajarkan agama kalian”. HR. Bukhori, 8 tentang tiga orang Bani Israil yang diuji dengan penyakit belang, botak dan buta. Allah mengutus malaikat yang berwujud manusia untuk memberitahukan kepada mereka. HR. Bukhori 3277, dan Muslim 2964 6. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ . رواه مسلم 2567 . Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu- dari Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bahwasanya ada seseorang mengunjungi saudaranya di sebuah desa, maka Allah mengawasinya dengan mengutus malaikat untuk mengikutinya dan bertanya kepadanya “Kamu mau kemana ?”, ia menjawab “Saya mau mengunjungi saudara saya di desa ini”. Malaikat itu berkata “Apakah anda memiliki hutang budi yang ingin anda membalasnya?”, ia menjawab “Tidak, saya mengunjunginya karena saya mencintainya karena Allah. Malaikat berkata “Saya adalah utusan Allah kepadamu untuk memberitahu bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena Allah”. HR. Muslim 2567 Dan masih banyak lagi dalil-dalil shahih lainnya, yang menunjukkan kepada kita bahwa memungkinkan bagi malaikat yang berwujud manusia atau berwujud seperti yang diperintahkan Allah untuk bisa dilihat oleh mereka yang Allah berikan kemampuan untuk melihatnya. Barang siapa yang mengaku melihat malaikat pada wujud sebenarnya, maka ia adalah dusta atau penghayal. Rasulullah pernah melihat malaikat Jibril pada wujud sebenarnya dengan memenuhi ufuk dan memiliki 600 sayap. Siapakah gerangan yang mengklaim dirinya telah melihat Jibril pada saat itu….!?. Yang jelas, tidak satu pun dari umat ini yang mampu melihat malaikat pada wujud sebenarnya kecuali Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-, adapun anak-anak maka sama dengan mayoritas manusia yang lain tidak mungkin melihat malaikat kecuali setelah mereka berubah wujud. Syeikh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- berkata “….Oleh karenanya, manusia tidak mampu melihat malaikat pada wujud sebenarnya, kecuali yang Allah izinkan. Sebagaimana Allah telah mengizinkan Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-. Allah –Ta’ala- berfirman وقالوا لولا أُنزل عليه ملَك ولو أنزلنا ملَكاً لقضي الأمر ثم لا ينظرون . ولو جعلناه ملَكا لجعلناه رجلاً وللبسنا عليهم ما يلبسون الأنعام/8،9 “Dan mereka berkata "Mengapa tidak diturunkan kepadanya Muhammad seorang malaikat?" dan kalau Kami turunkan kepadanya seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh sedikitpun. Dan kalau Kami jadikan rasul itu dari malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan jika Kami jadikan dia berupa laki-Iaki, Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu”. QS. Al An’am 8-9 Banyak ulama Salaf mengatakan “Mereka tidak akan mampu melihat malaikat pada wujud sebenarnya. Jikalau Kami turunkan malaikat kepada mereka, maka kami turunkan malaikat pada wujud manusia, hingga ada kemiripan dengan mereka, apakah sosok tersebut malaikat atau manusia. Mereka tidak akan mendapatkan manfaat apapun dengan diutusnya malaikat pada wujud sebenarnya, maka Kami utus kepada mereka sosok manusia dari jenis mereka sendiri, yang memungkinkan untuk dilihat, dan talaqqy kepadanya, ini merupakan bentuk ihsan dan kasih sayang kepada makhluk”. Minhaj Sunnah Nabawiyah 2/333 Lihatlah rincian tentang malaikat pada jawaban soal nomor 843 Wallahu a’lam.
Anakadalah nama dari Kalimat (Firman) Allah yang sudah menjelma menjadi manusia. Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri. PASAL IV TRINITAS PALSU Trinitas dari Sekte Maryamiyya Sikap orang Kristen terhadap Trinitas palsu Sikap Islam Paham Trinitas Sekte Maryamiyya. Sebelum Islam dimulai pada abad ke 5 Masehi, satu paham yang sesat telah muncul.
Firman Allah menjelma jadi manusia Yohanes 114 yang dalam istilah teologis “Inkarnasi,” “Menjadi Daging,” ternyata dikandung oleh seorang Perawan atau Dara bernama Maria Lukas 1 27,31. Ini berarti bahwa yang dikandung Maria dan tinggal dalam rahimnya itu adalah “Firman Allah” yang adalah “Allah” Yohanes 11 yang “menjadi manusia” Yohanes 114 yakni “mengosongkan Dirinya sendiri dengan mengambil rupa sebagai hamba dan menjadi seperti manusia” Filipi 27. Karena Allah itu tak berubah Maleakhi 36, maka ke-Allah- an dari Firman Allah itu pun tidak berubah. Dia adalah Allah sebelum dikandung oleh Perawan Maria. Dia adalah Allah ketika berada di dalam kandungan Perawan Maria, dan Dia tetap Allah ketika mengenakan tubuh Jasmani yang diambil Galatia 44 dari rahim Maria sehingga Dia disebut sebagai “buah rahim” Maria Lukas 142, serta lahir berwujud manusia. Sehingga di “dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an” Kolose 29. Dengan demikian melalui kelahiran-Nya oleh Perawan Maria ini, “di dalam Yesus itu” “berdiam” hanya ada “Satu Pribadi” “dalam Dia” bukan “dalam mereka” namun yang memiliki “dua kodrat” yaitu “Manusia” “secara jasmaniah” yang diambilnya dari Perawan Maria melalui kelahiran-Nya dan “Allah” yang merupakan Firman dan Firman itu adalah Allah Yohanes 11. Sehingga Maria dapat disebut “Tokos” = “Yang Melahirkan/ Yang Memberi Kelahiran”; dan “Theo” “seluruh kepenuhan ke-Allah-an”. Jadi, Maria disebut sebagai “Theotokos,” sebab ternyata dalam diri Anaknya yang berwujud manusia sempurna itu berdiam “seluruh kepenuhan ke-Allah-an” yaitu memiliki kodrat Allah yang sepenuh-penuhnya. Jelaslah bahwa Yesus Kristus itu adalah “Manusia” dan “Allah” sekaligus, oleh karena itu ibunya memang harus diberi gelar “Theotokos.” Gelar Theotokos ini justru dapat membentengi kesempurnaan kemanusiaan dan sekaligus kesempurnaan ke-Allah-an Yesus Kristus dalam Satu Pribadi. Dengan demikian manusia dan Allah telah “manunggal” dalam Satu Pribadi Sang Kristus dan jurang pemisah antara Allah dan Manusia akibat dosa sudah tertutup sehingga Sang Kristus memang menjadi Pengantara antara Allah dan Manusia 1 Yohanes 21-2. Dan gelar Sang Theotokos adalah benteng kokoh yang melindungi kebenaran ke “Allah-Manusia” an Yesus Kristus dalam “Satu Pribadi” itu. Ketika gelar Theotokos dibuang dari Maria dan dicampakkan dari pemahaman theologis, maka akan terjadi kacau-balau dalam pemahaman Kristologis, seperti yang kita lihat dalam kesiampangsiuran pemahaman Kristolologis yang muncul sejak abad kesembilan belas sampai kini ini dalam liberalisme theologia di Eropa dan munculnya sekte-sekte di Amerika. Karena benteng yang melindungi keutuhan makna theologis mengenai Kristus yaitu “Maria” dengan gelar “Theotokos” nya itu dibuang, dinjak-injak, dan diabaikan. Firman yang menjadi manusia itu disebut Anak Allah Yang Mahatinggi Lukas 132. Anak Allah ini adalah satu hakikat dengan Allah Bapa namun tidak identik atau sama dengan Allah Bapa. Anak Allah itu tidak beda sifat hakikat-Nya dari Allah Bapa, dikatakan demikian oleh ayat-ayat Kitab Suci “…. Firman itu adalah Allah” Yohanes 11; “Aku Firman Allah yang menjelma dan Bapa Allah adalah satu… Jawab orang Yahudi …. Engkau Yesus Kristus = Firman Allah menjelma …. menyamakan diri-Mu dengan Allah bukan “mengidentikkan pribadi dengan Bapa”, menyamakan di sini dalam arti sama hakikat-Nya dengan Allah sebagai Firman Allah” Yohanes 1030,33; Tomas menjawab Dia Yesus Kristus = Firman Allah menjelma ” Ya Tuhanku dan Allahku” Yohanes 2028; “…. Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia…. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin ” Roma 95; “…. Yesus, dalam rupa Allah…kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik….” Filipi 25-6; “… Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar….” I Yohanes 520. Dan Anak Allah itu berbeda dengan Allah Bapa dijelaskan oleh Kitab Suci sebagai berikut “…. Engkau Yesus Kristus = Firman yang menjelma … guru yang diutus Allah …” Yohanes 32; “…. Allah…. mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal Firman-Nya yang Satu-satunya = Yesus Kristus Yohanes 316; “…. Allah mengutus Anak-Nya Firman-Nya ke dalam dunia…” Yohanes 317; “Bapa Allah mengasihi Anak Firman ….” Yohanes 335; “…. percaya kepada Dia Allah = Sang Bapa yang mengutus Aku Yesus Kristus = Firman yang menjadi manusia… Yohanes 524; “… mengenal Engkau Bapa =Allah satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus Firman Allah yang menjelma yang telah Engkau Allah = Bapa utus” Yohanes 173; “… Aku Yesus = Firman menjelma akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu” Yohanes 2017; “… Bapa Allah lebih besar dari pada Aku Yesus Kristus = Firman Allah yang menjelma” Yohanes 1428. Masih banyak data Kitab Suci yang lain yang menunjukkan hal tersebut. Firman Allah itu bukan Allah yaitu bukan Sang Bapa namun tak berbeda dari Allah yaitu satu hakikat dengan Sang Bapa, maka keadaan Yesus sebagai Firman yang azali ini disebut “Allah” yang artinya Dia sudah ada sejak kekal dan melekat satu di dalam hakikat Allah yang Esa Sang Bapa itu. Jadi, yang dimaksud “Allah menjadi manusia” dalam iman kita adalah “Firman Allah” yang ber-hypostasis, yang memiliki sifat ilahi yaitu kekekalan, telah “turun” sebagai manusia sejati yaitu Yesus Kristus. Jadi, bukan Allah yang Maha Esa Sang Bapa itu yang menjadi manusia, namun “Firman-Nya” yang dalam istilah teologis “Anak” itu yang turun ke atas bumi. Inkarnasi niscaya menjadi pengantara antara Allah dan manusia. Melalui inkarnasi manusia dan Allah telah “manunggal” dalam Satu Pribadi Sang Kristus dan jurang pemisah antara Allah dan manusia akibat dosa sudah tertutup sehingga Sang Kristus memang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia 1 Yohanes 21-2. Dengan kata lain, inkarnasi membawa keselamatan bagi manusia karena manusia dapat kembali kepada Allah. Seperti apa keselamatan itu? Kemanusiaan yang dikenakan Firman Allah dalam inkarnasi-Nya itu adalah kemanusiaan yang baru, suatu kemanusiaan yang seharusnya dicapai oleh Adam seandainya Adam tidak jatuh dalam dosa. Itulah kemanusiaan yang sekarang harus menjadi tujuan akhir kita dalam mencapai keselamatan yaitu kemausiaan baru dalam Adam yang baru Yesus Kristus Roma 5 12-21; 2 Korintus 517; Efesus 215; 424. Sehingga hanya dengan menyatu dan manunggal dengan Yesus Kristus sajalah keselamatan itu mungkin bagi kita Roma 6 3-5. Perbuatan baik dan amal manusia pada dirinya sendiri tanpa menyatu dengan Kristus ini tak akan membawa keselamatan Efesus 2 8-9. Tak ada perbuatan baik satu pun yang dapat memuliakan manusia sebab sumber pemuliaan itu adalah tubuh kemanusiaan Kristus yang telah dimuliakan itu. Keselamatan tak akan didapat melalui perbuatan baik dan amal jasa manusia saja. Dengan menjaga makna Pribadi Yesus Kristus yang satu dengan dua kodrat yang tak pernah berubah, berbaur, kacau, maupun terpisah-pisah demikian sajalah keselamatan itu mungkin bagi manusia. Dengan demikian mulai dari Ireneus dan seluruh abad sejarah Kekristenan para Bapa Gereja selalu menegaskan, “Anak Allah menjadi Manusia agar manusia boleh menjadi anak-anak Allah,” “Allah menjadi manusia agar manusia boleh menjadi seperti Allah,” “Yang Roh menjadi yang daging agar yang daging ini boleh ambil bagian di dalam sifat dan kodrat yang Roh,” “Apa yang dimiliki Allah secara kodrat-Nya itu diberikan kepada manusia melalui rahmat kasih karunia/anugerah-Nya.” Keselamatan itu bukan hanya sekedar status yang diberikan misalnya “orang berdosa yang dibenarkan” saja namun kodrat kemanusiaan yang dipulihkan menjadi ciptaan atau manusia baru yang terus menerus diperbarui Kolose 310. Keselamatan itu bukan sesuatu yang dituangkan dari luar, namun penyembuhan yang dimulai dari dalam. Keselamatan itu bukan hanya sekedar masuk surga lepas dari neraka, namun manunggal dalam hidup ilahi itu sendiri dan menyatu dalam gemilang kemuliaan kodrat-Nya” “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” – 2 Petrus 14. Keselamatan adalah pelepasan dari kuasa Iblis, dosa, kelapukan tubuh, kefanaan hidup, dan kematian serta dimanunggalkan dengan tubuh kebangkitan Kristus dan dengan demikian manunggal dengan hidup ilahi mencapai “theosis”. Kiranya hari Natal yang kita peringati bulan ini membawa kita masuk dalam penghayatan tentang siapa Yesus Kristus dan mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar Filipi 212. Amin!
Manusiadapat mencapai kebahagiaan dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan kecakapannya. Gerakan IM menyerbu kampus dan rohis, membentuk KAMMI, dan akhirnya menjelma menjadi PK/PKS. (Page 17) karena bisa jadi di balik ketidaksenangan itu Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak" QS. An-Nisa' ayat 19 (Page 87) Karena itu pula

Pertanyaan Jawaban Sejak pembuahanNya melalui Roh Kudus di dalam kandungan sang perawan Maria Lukas 126-38, identitas Yesus Kristus sebenarnya banyak dipertanyakan oleh para skeptik. Pertama mulai dipertanyakan oleh tunangan Maria, Yusuf, yang takut menikahinya ketika ia bercerita bahwa dirinya hamil Matius 118-24. Ia hanya memperistrinya setelah malaikat membenarkan bahwa anak yang dikandungnya memang Anak Allah. Ratusan tahun sebelum kelahiran Kristus, nabi Yesaya bernubuat mengenai kedatangan Anak Allah "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" Yesaya 96. Ketika sang malaikat berbicara mengenai kelahiran Yesus, ia mengutip nubuat Yesaya yang berbunyi "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel [yang berarti Allah menyertai kita]" Matius 123. Ini tidak berarti mereka harus memberi nama anak itu Immanuel; melainkan bahwa "Allah menyertai kita" merupakan identitas anak itu. Yesus adalah Allah yang datang dalam daging untuk berdiam di antara manusia. Yesus Sendiri juga memahami spekulasi mengenai identitasNya. Ia bertanya kepada para muridnya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Matius 1613; Markus 827. Jawabannya tidak menentu, sama-halnya seperti di jaman ini. Kemudian Yesus bertanya langsung "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Matius 1615. Petrus memberi jawaban yang benar "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Matius 1616. Yesus membenarkan jawaban Petrus dan berjanji bahwa, di atas kebenaran itu, Ia akan membangun gerejaNya Matius 1618. Khodrat sebenarnya dan identitas Yesus Kristus sangat penting untuk kekekalan. Setiap orang harus menjawab pertanyaan yang dilontarkan Yesus kepada para muridNya "Tetapi menurut kalian sendiri, Aku ini siapa?" Ia telah menyediakan jawaban yang benar bagi kita dengan berbagai cara. Di dalam Yohanes 149-10, Yesus berkata, "Orang yang sudah melihat Aku, sudah melihat Bapa. Bagaimana engkau dapat mengatakan, 'Tunjukkanlah Bapa kepada kami'? Filipus! Tidakkah engkau percaya, bahwa Aku bersatu dengan Bapa, dan Bapa bersatu dengan Aku? Apa yang Kukatakan kepadamu, tidak Kukatakan dari diri-Ku sendiri. Bapa yang tetap bersatu dengan Aku, Dialah yang mengerjakan semuanya itu." Betapa jelasnya Alkitab mengulas khodrat illahi Tuhan Yesus Kristus lihat Yohanes 11-14. Filipi 26-7 berkata, meskipun Yesus "pada dasarnya Ia sama dengan Allah, tetapi Ia tidak merasa bahwa keadaan-Nya yang ilahi itu harus dipertahankan-Nya. Sebaliknya, Ia melepaskan semuanya lalu menjadi sama seperti seorang hamba. Ia menjadi seperti manusia, dan nampak hidup seperti manusia." Kolose 29 berkata, "Sebab seluruh kepribadian Allah berdiam pada Kristus, yaitu pada kemanusiaan-Nya." Yesus seutuhnya Allah dan seutuhnya manusia, dan kebenaran mengenai penjelmaanNya sangatlah penting. Ia hidup sebagai manusia, akan tetapi Ia tidak mempunyai khodrat berdosa seperti kita. Ia dicobai tetapi tidak pernah berdosa Ibrani 214-18; 415. Dosa masuk ke dalam dunia melalui Adam, dan dosa Adam diwariskan menjadi khodrat berdosa kepada seluruh keturunannya di dunia ini Roma 512 - kecuali Yesus. Kenapa demikian? Karena Yesus tidak mempunyai seorang ayah manusia, dan oleh karena itu Ia tidak diwariskan khodrat berdosa. Ia memiliki khodrat illahi dari Bapa SurgawiNya. Yesus harus memenuhi setiap syarat kesucian Allah sebelum Ia dapat menjadi kurban bagi dosa kami Yohanes 829; Ibrani 914. Ia harus menggenapi lebih dari tiga ratus nubuat mengenai Mesias yang telah diilhami Allah melalui para nabiNya Matius 413-14; Lukas 2237; Yesaya 53; Mikha 52. Sejak jatuhnya umat manusia Kejadian 321-23, satu-satunya cara untuk dibenarkan dalam hadapan Allah adalah melalui persembahan darah seekor hewan kurban Imamat 92; Bilangan 2819; Ulangan 1521; Ibrani 922. Yesus adalah kurban sempurna dan kurban terakhir yang telah memuaskan murka Allah terhadap dosa Ibrani 1014. Khodrat illahiNya membuatNya cocok menjadi Juruselamat; tubuh jasmaniNya memperbolehkanNya mencurahkan darah yang dibutuhkan untuk menyelamatkan. Tidak seorang pun dengan khodrat berdosa mampu membayar hutang itu. Tidak seorangpun dapat memenuhi syarat yang diperlukan untuk menjadi kurban bagi dosa seluruh dunia Matius 2628; 1 Yohanes 22. Jika Yesus hanyalah seseorang yang baik sebagaimana sering dijuluki, maka Ia pasti mempunyai khodrat berdosa dan tidak sempurna betul. Jika menurut pemikiran ini, kematianNya dan kebangkitanNya tidak berkuasa menyelamatkan siapapun juga. Oleh karena Yesus merupakan Allah sebagai manusia, hanya Ia yang dapat melunasi hutang kami kepada Allah. KemenanganNya atas kematian dan kuburan adalah kemenangan setiap orang yang menaruh kepercayaan dan iman mereka di dalam Dia Yohanes 112; 1 Korintus 153-4,17. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah Yesus merupakan Allah dalam wujud manusia? Mengapa hal itu penting?

Seemore of Isa dan Al-Quran on Facebook. Log In. Forgot account?
Allah Menjelma menjadi Manusia karena Ia Mengasihi Kita Renungan Masa Natal, Jumat 3 Januari 2020 — Bacaan I 1 Yoh. 229 – 36; Injil Yoh. 129-34 Baca JugaDeklarasi – Renungan Pesta Pembaptisan TuhanKasih dan Kisah – Renungan Hari Biasa Masa NatalTerapkan 3MTB demi dapat Hidup dalam Kebenaran yang Sejati Kita masih berada pada masa Natal. Natal adalah peristiwa di mana Allah yang Mahakuasa menjelma menjadi manusia. Dengan menjadi manusia seperti kita, Ia ingin menunjukkan betapa Ia mengasihi kita. Jadi, karena kasih-Nya kepada kitalah makanya Ia turun ke tengah-tengah kita dan menjadi manusia sama seperti kita dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa. Kasih Allah itu menjadikan kita anak-anak-Nya. Sebagai anak-anak Allah, kita yakin dan percaya bahwa Allah mempunyai rencana dan rancangan yang indah bagi kita. Hanya saja, kita sendiri tidak tahu persis apa sebetulnya rencana dan rancangan yang Allah siapkan untuk kita itu. Ya, kita tidak pernah tahu bagaimana masa depan kita, karena hal itu masih merupakan misteri bagi kita. Namun demikian, dengan kelahiran Kristus di tengah kita, kita mempunyai pengharapan di dalam Dia. Kita percaya bahwa Yesus tahu semua persoalan kita dan peduli pada keadaan kita sebab Ia sendiri merasakan apa yang kita rasakan. Kita menaruh harapan pada Yesus. Satu hal yang perlu kita ingat yaitu bahwa orang yang menaruh pengharapan pada Kristus harus menyucikan diri, sama seperti Dia suci adanya. Kita beruntung karena Yesus datang untuk menebus dosa-dosa kita. Dia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Yohanes Pembaptis memperkenalkan peran Yesus sebagai penebus dosa. Dengan kelahiran Kristus, martabat kita diangkat; sehingga kita yang tadinya penuh dengan dosa, tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang melulu berdosa. Sebaliknya, predikat kita sebagai ciptaan yang sungguh amat baik’ sebagaimana ditulis di dalam Kitab Kejadian, dikembalikan. Sebab, Yesus lahir untuk menjadi tumbal atas salah dan dosa kita. Dulu, sebelum Yesus lahir, setiap kali orang melakukan kesalahan, maka kambing atau domba harus dikurbankan sebagai korban tesus salah. Sejak Yesus, tidak ada lagi hewan yang dikurbankan; sebab Yesus adalah satu-satunya kurban atas tebus dosa dan salah umat-Nya. Ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus datang kepadanya, ia berkata “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” Yoh. 129. Kata-kata Yohanes ini dipakai dalam Ekaristi. Ketika imam mengangkat piala dan hosti, imam berkata “Lihatlah, inilah Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.” Kita tentu senang karena dosa kita ditebus. Tapi, tidak hanya senang, kita juga harus berupaya untuk menyelaraskan hidup kita dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Jufri Kano, CICMTerlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" Luk. 55. Penulis dapat dihubungi via email jufri_kano
U5jVJud.
  • 27v67zipwo.pages.dev/5
  • 27v67zipwo.pages.dev/20
  • 27v67zipwo.pages.dev/432
  • 27v67zipwo.pages.dev/69
  • 27v67zipwo.pages.dev/270
  • 27v67zipwo.pages.dev/111
  • 27v67zipwo.pages.dev/104
  • 27v67zipwo.pages.dev/235
  • allah menjelma menjadi manusia